Posts

Showing posts from March, 2012

POST GREAT HANSHIN-AWAJI EARTHQUAKE: HOW JAPAN BUILD DISASTER AWARENESS WITHIN SOCIETY

Image
POST GREAT HANSHIN-AWAJI EARTHQUAKE: HOW JAPAN BUILD DISASTER AWARENESS WITHIN SOCIETY [1] By Mizan Bustanul Fuady BISRI [2] A. INTRODUCTION: THE GREAT HANSHIN-AWAJI EARTHQUAKE AND CONTEXT OF THE PAPER Japan is one of the most prone countries due to various disaster risks, e.g. earthquake, tsunami, typhoon, volcanic eruption, etc. However, the global world views Japan as an example  - a “good practices”  - in terms of how a country prepare themselves to overcome various risk, both from structural (physical) and non structural (policy, social engineering, etc.) approach [3] . Such state actually could not be achieved without social learning from past disaster. For Japan, Great Hanshin-Awaji Earthquake in January 17 th 1995 was one of the disasters that re-shape Japanese path in creating disaster-resilient society. The Great Hanshin-Awaji Earthquake occurred on January 17 th 1995, 5.46 a.m. local time. The epicenter of the earthquake was in the north of Awaji Island, i.e.

Learning Session with Mbak Dian (SC-DRR)

Sabtu, 3 Maret 2012, 01:08 P.M. Opening by Kak Iche (BDSG) - Ruang 6302 (Plano) Peserta: HMP (4 orang), BDSG (8 orang), ITB Siaga Bencana (2 orang), Pak Wilmar (Dosen Planologi) Warming Up: Sekilas tentang INEE (Inter-Agecy Network for Education in Emergencies) Minimum Standards for Education Untuk mempermudah pengertian kami tentang substansi buku ini, kami memakai ilustrasi kasus dengan: Membentuk 2 kelompok Membahas satu kasus per kelompok. Ketentuan: Bayangkan situasi kasus dan bisa kembangkan sendiri cerita / asumsinya à Identifikasi unsur atau syarat yang diperlukan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas à Tidak usah detail Hasil Ilustrasi Kasus: Kelompok 1 (Kasus: BDSG berencana untuk mengadakan kelas pendidikan kesiapsiagaan bencana untuk TK di Bandung). Unsur atau syarat yang diperlukan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas: Peningkatan kapasitas internal (ToT) Peningkatan dengan pelatihan: kebencanaan, komunikasi dan psikologi anak (KS dengan Psikologi Unpad) Ke

Bebek Siaga di PAUD Balon Hijau

Hari Jum'at tanggal 9 Maret 2012, Tim dari BDSG mengunjungi PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini, setara playgroup) Balon Hijau,di Masid Istiqlal, Tubagus Ismail, Bandung. Kami membawakan permainan Bebek Siaga. Bebek Siaga merupakan alat untuk bermain sambil berlatih merespon terhadap bahaya melalui gerakan, latihan verbal, musik, dan kartu besar bergambar. Respon yang dianjurkan adalah respon paling awal, paling dasar, dan paling penting yang bisa dilakukan oleh seorang anak dimanapun juga tanpa harus bergantung pada orang tuanya. Berikut beberapa catatan berdasarkan hasil kunjungan tersebut. Peserta Jumlah murid: 25 - 30 anak (usia 2-5 tahun) Jumlah ortu/ wali: sekitar 25 orang Jumlah guru: 7 orang Jumlah anggota BDSG: 11 orang (Iche, Tami, Grace, Ivo, Fia, Priba, Iid, Sapto, Leits, Aria, In In). Flow Acara 09.10 Opening by Priba . Priba menyapa anak2 beserta ibu2nya dan memperkenalkan anggota BDSG. 09.20 Acara inti penjelasan mengenai bahaya (gempa, petir, kebakaran, lebah, dan