Sistem Peringatan Dini Tsunami
Siapa yang tidak
pernah mendengar kata tsunami? Setelah Tsunami Aceh 2004 yang memakan korban
ratusan ribu jiwa, tsunami menjadi familiar di masyarakat kita.
Dalam science, tsunami merupakan gelombang
atau serangkaian gelombang yang dibangkitkan secara tiba-tiba oleh perubah vertikal
suatu kolom air (Bryant, 2008). Ada beberapa hal yang menyebabkan hal tersebut,
seperti aktivitas seismik, vulkanik, longsor di atas atau di bawah air, akibat
asteroid yang jatuh di laut, atau pun fenomena meteorologi.
Sejak Tsunami Aceh,
masyarakat kita kembali menyadari bahwa Indonesia terletak di wilayah rawan
bencana. Berbagai hal dilakukan sebagai wujud pengurangan dampak dari bencana,
seperti memunculkan kembali kearifan masyarakat, pelatihan atau simulasi
bencana, edukasi mengenai kebencanaan ke berbagai lapisan masyarakat, jalur
evakuasi, hingga yang paling canggih, yaitu Tsunami Early Warning System (TEWS).
Seperti namanya,
TEWS merupakan sistem peringatan dini terhadap bahaya tsunami yang dikelola
oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia. Sistem ini
mendeteksi gempa bumi menggunakan strong
motion, kemudian mengirim informasi tersebut melalui satelit ke pusat.
Informasi tersebut menghasilkan magnitudo serta fault gempa bumi yang terjadi. Data-data ini lah yang menjadi input untuk simulasi tsunami. Apabila
berpotensi tsunami, BMKG akan menyebarkan informasi ke berbagai pihak, baik
pemerintah daerah, badan pemerintah lainnya, maupun media.
Apabila kita
memperhatikan berbagai informasi cepat gempa bumi yang di publish oleh berbagai institusi melalui dunia maya, hasilnya akan
berbeda. Perbedaan ini bisa dikarenakan banyak hal. Menurut saya, hal ini
dikarenakan kita pun tidak tahu nilai magnitudo yang dikeluarkan merupakan
nilai magnitudo apa karena ada banyak perhitungan untuk menentukan magnitudo
gempa bumi.
Sistem pencegahan
dan peringatan dini tsunami di Indonesia sudah berkembang dengan pesat. Akan
tetapi, hal-hal tersebut akan sia-sia apabila tidak dilakukan terus-menerus.
Yuk, kita jadi
masyarakat sadar bencana! J
Referensi:
2008.
Bryant, E. Tsunami,
The Underrated Hazard (Second Edition), Praxis Publishing: Chichester, UK.
oleh USGS dan Ina TEWS
Comments
Post a Comment